akun pro thailand

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/rsamino/public_html/index.php:1) in /home/rsamino/public_html/wp-content/plugins/wc-captcha/includes/class-cookie-session.php on line 46

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/rsamino/public_html/index.php:1) in /home/rsamino/public_html/wp-content/plugins/wc-captcha/includes/class-cookie-session.php on line 49

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/rsamino/public_html/index.php:1) in /home/rsamino/public_html/wp-content/plugins/wc-captcha/includes/class-cookie-session.php on line 49

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/rsamino/public_html/index.php:1) in /home/rsamino/public_html/wp-content/plugins/wc-captcha/includes/class-cookie-session.php on line 49

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/rsamino/public_html/index.php:1) in /home/rsamino/public_html/wp-content/plugins/wc-captcha/includes/class-cookie-session.php on line 49

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/rsamino/public_html/index.php:1) in /home/rsamino/public_html/wp-content/plugins/wc-captcha/includes/class-cookie-session.php on line 49
PENTINGNYA PERAN AYAH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK - RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

PENTINGNYA PERAN AYAH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

PENTINGNYA PERAN AYAH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

Akhir- akhir ini santer diberitakan bahwa Indonesia berada di urutan ketiga dunia sebagai fatherless country, yaitu negara yang ditandai dengan keadaan atau gejala di masyarakatnya berupa kecenderungan tidak adanya peran dan keterlibatan ayah secara signifikan dan hangat dalam kehidupan sehari-hari anak. Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak.

Krisis peran ayah tersebut biasanya disebabkan oleh budaya patrilineal, seperti budaya di Indonesia ini, dimana peran ayah secara tradisional adalah pencari nafkah, sedangkan ibu berperan dalam masalah domestik rumah tangga dan pengasuhan anak. Keyakinan tersebut menjadikan ibu adalah sosok yang hanya bertanggungjawab dalam mendidik dan mengasuh anak. Akibatnya ibu lah yang akan disalahkan bila tumbuh kembang anak tidak maksimal atau bermasalah. Keyakinan seperti itu keliru karena ayah memiliki peranan yang sama pentingnya dengan ibu dalam tumbuh kembang anak. Jika diibaratkan bangunan, anak membutuhkan pondasi yang sama kuat di sisi kiri maupun kanan agar dapat berdiri kokoh.

Apa yang terjadi pada anak bila ayah kurang berperan dalam tumbuh kembang anak? Ketika anak tidak mendapatkan pengasuhan dan kasih sayang yang cukup dari ayah maka akan muncul berbagai permasalahan di kemudian hari. Berikut beberapa dampak dari fatherless:

  1. Nilai akademis yang rendah

Usia 7-15 tahun merupakan periode emas anak pada prestasi anak di sekolah. Bila ini tidak ditangani orangtua dengan baik maka anak akan sulit berkonsentrasi dan memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga nilai akademis di sekolah rendah, bahkan rentan terkena drop out.

  1. Kondisi mental yang bermasalah

Kurangnya atau bahkan tidak adanya peran ayah dalam kehidupan anak akan membuat anak kurang percaya diri dan cenderung menarik diri dari pergaulan, tidak mandiri, mudah cemas dan takut menghadapi dunia luar, rentan mengalami depresi. Bisa juga bahkan sebaliknya, yaitu sulit mengontrol emosi, mudah reaktif dan berlebihan dalam merespon sesuatu yang tidak mengenakkan dan tidak nyaman bagi dirinya.

  1. Kesulitan dalam menetapkan identitas seksual

Karena tidak ada contoh peran ayah di rumah, maka anak laki-laki akan cenderung feminin dan anak perempun akan cenderung hypermasculin.

  1. Bermasalah dengan relasinya dengan lawan jenis

Bagi anak perempuan setelah dewasa akan sulit menentukan pasangan yang tepat untuknya karena tanpa model peran ayah. Selain itu remaja perempuan biasanya akan mudah jatuh cinta dan menyerahkan dirinya pada orang lain. Mereka umumnya menyukai pria yang lebih tua sebagai sosok pengganti ayah. Sementara itu, bagi anak laki-laki yang kekurangan kasih sayang ayah saat dewasa kurang tahu bagaimana memperlakukan pasangannya dengan baik sehingga cenderung dingin atau bahkan kasar terhadap pasangan.

  1. Beresiko mengalami gangguan perilaku

Anak yang kurang perhatian dari ayah akan beresiko melakukan perilaku yang negative seperti: terjerumus seks bebas, pornografi, lebih aktif secara seksual di usia muda, mudah terpengaruh untuk merokok di usia dini, rentan terlibat penyalahgunaan napza, dan rentan melakukan tindak kriminal dan kekerasan.

 

Peran ayah dalam tumbuh kembang anak

Ayah yang aktif mengasuh dan memberikan kasih sayang , serta interaksi yang cukup dengan anak akan membuat anak merasa dekat dengan dengan ayahnya, sehingga mereka merasa lebih sehat secara fisik dan mentalnya karena jiwanya terisi cukup oleh kehadiran ayah. Mereka juga akan lebih mudah berinteraksi dan menyesuaikan diri dalam berbagai situasi  serta tumbuh menjadi sosok yang penuh kasih dan peduli terhadap teman-teman dan orang sekitarnya.

Anak yang dekat dengan ayah juga akan lebih berani explore seluruh kemampuannya dan mengembangkan diri karena ada dukungan dari ayah sehingga dia mencoba hal baru. Hal ini membuat anak percaya diri dan tidak takut untuk gagal karena ada dukungan dari ayah yang mengajarkan anak mengenai keberanian bereskplorasi dan membiarkan anak “jatuh” dan gagal. Berbeda bila hanya diasuh oleh ibu yang lebih menjaga anak untuk tidak gagal atau kasihan bila melihat anak “jatuh” atau kesakitan.

Ayah sama hal nya dengan ibu yang memiliki peran dalam pembentukan emosional anak. Bagi anak, ayah adalah sosok pelindungnya, baik secara fisik maupun psikis. Dalam suatu penelitian menyatakan bahwa ayah yang memberikan dukungan secara emosional kepada anak akan sangat berpengaruh pada kemampuan kognitif dan sosial pada anak. Anak menjadi lebih terbuka dengan lingkungan sosial, dapat menerima pelajaran di sekolah dengan baik, dan mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya.

Ayah juga bisa dijadikan sebagai teman diskusi yang asyik karena ayah biasa berpikir lebih logis dibandingkan ibu. Ketika anak sedang ada masalah atau dilema entah dalam hal memilih sekolah, relasinya dengan teman/orang lain, atau masalah lainnya, maka ayah bisa memberikan saran yang logis bagi anak. Bukan berarti ayah harus menyelesaikan permasalahan anak, justru memberikan anak ruang untuk mengungkapkan apa yang ingin anak sampaikan dan memberikan saran yang tepat, sehingga anak juga akan merasakan kehadiran ayah yang selalu ada untuknya.

Selain peran diatas, ayah juga menjadi panutan bagi anak dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Anak laki-laki cenderung memilih ayahnya sebagai model dalam bersosialisasi. Sedangkan anak perempuan lebih menyukai lawan jenis yang memiliki karakter mirip dengan ayahnya, sehingga ayah disini sebagai role model anak perempuan mencari pasangan yang karakternya sama dengan ayahnya. Oleh karena itu para ayah, jadilah model yang baik untuk anak-anak agar mereka pun mendapatkan teman dan pasangan yang baik pula.

 

Beberapa hal yang bisa dilakukan ayah dalam mengasuh anak:

  1. Aktif terlibat

Peran sebagai ayah sebenarnya dimulai dari anak dalam kandungan ibu dimana ayah ikut serta menemani ibu memeriksakan kehamilan setiap bulan, siaga membantu dan mendukung ibu selama kehamilan akan membuat ibu bahagia sehingga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental janin. Saat bayi lahir, ayah bisa membantu ibu dalam tugas-tugas sederhana, misal menggantikan popok dan menenangkan anak yang menangis. Saat anak balita, ayah bisa mengajak bermain, mengobrol dan membacakan cerita. Setelah anak usia sekolah ada baiknya ayah mengantar dan atau menjemput ke sekolah, menemani mengerjakan PR, hadir saat anak pentas di sekolah, dan mengajaknya berolahraga bersama.

  1. Jadikan komunikasi sebagai proritas

Ajak anak selalu berkomunikasi mengenai kegiatannya hari itu, perasaannya atau mungkin membahas masalah yang dihadapi anak saat itu. Komunikasi intens antara ayah dan anak, selain menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman kepada anak, kegiatan tersebut juga melatih anak menjadi pribadi yang komunikatif, mudah menyampaikan pendapat dan luwes dalam bergaul. Komunikasi yang akrab antara orangtua dan anak menjadikan hubungan antara mereka menjadi hangat dan harmonis.

  1. Playdate atau ngedate

Luangkan waktu khusus antara ayah dengan anak. Bila anak lebih dari satu, maka ayah bisa memberikan waktu khusus berdua untuk masing-masing anak. Kenapa? Supaya tiap anak merasa istimewa dan dicintai oleh ayahnya, sehingga tangki cinta selalu terisi penuh. Bila anak masih kecil maka ajak anak untuk bermain bersama, bisa dilakukan di rumah saja ataupun pergi keluar (playdate). Bila anak sudah menginjak remaja maka ayah bisa mengajaknya  keluar rumah menghabiskan waktu bersama (nge date). Bisa dengan cara menonton film di bioskop, nongkrong dan ngobrol di kafe, nge mall, atau berpetualang di alam terbuka. Selain dapat menumbuhkan bonding antara ayah-anak, kegiatan tersebut juga akan menjadi memori indah bagi anak dan akan diingatnya sampai kapanpun.

 

Ayo para ayah berperan aktiflah dalam pengasuhan anak, agar anak-anak Indonesia menjadi anak yang sehat fisik dan mental sehingga masa depan bangsa pun cerah dan siap menghadapi berbagai tantangan. Memang tidak mudah menjadi orangtua, terutama ayah, karena ayah memiliki tanggungjawab paling besar dalam keluarga. Oleh karena itu perlu dukungan dari pasangan, orang-orang terdekat, lingkungan dan masyarakat agar ayah mampu berperan maksimal dalam keluarga. Bila anda, kerabat ataupun tetangga yang mengalami permasalahan dan membutuhkan bantuan ahli, maka jangan ragu untuk datang ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Kami akan siap membantu secara profesional dan paripurna.

 

Salam sehat jiwa.

 

Penulis,

Theresia Asri Luberingsih, S.Psi, Psikolog

Psikolog klinis RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

 

 

 

Literatur:

  1. https://m.antaranews.com/berita/2072954/mengenal-fenomena-fatherless-dan-peran-ayah-bagi-anak
  2. https://babelprov.go.id/artikel-detil/indonesia-fatherless-country
  3. https://m.bisnis.com/amp/read/20180922/236/840948/peran-ayah-untuk-bentuk-karakter-anak
  4. https://id.theasianparent.com/peran-ayah-dalam-tumbuh-kembang-anak/amp
Share

Humas RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Selamat datang di website RSJD dr. Amino Gondohutomo, Kami siap membantu Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

23 + = 31

WordPress Video Lightbox Plugin